bangka island

bangka island
parai

Rabu, 25 April 2012

"KESENIAN ONDEL - ONDEL"


 MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP     

    seni merupakan keindahan dalam kehidupan yang digunakan bukan hanya sebagai hiburan semata, melainkan bagi sebagian seniman seni merupakan suatu jiwa dalam diri mereka.
    bagi para pelaku seni atau yang kita sebut seniman, ialah seseorang yang semasa hidupnya mengerjakan segala suatu kehidupan dengan keindahan seni yang ia peroleh baik atas keturunan dari orang tua maupun atas keahlian yang ia dapatkan secara belajar sendiri
Pada masa sekarang ini dimana banyak penerus bangsa masih mudah beradaptasi dengan kesenian atau budaya barat seperti pergi ke club malam, hang-out dengan teman – temannya, dan lain sebagainya.
      Tidak dengan hal yang dilakukan para seniman Ondel -Ondel pada saat ini. Disaat Industri Seni kita kalah bersaing, mereka dengan seluruh upaya baik melalui fikiran, tenaga sampai waktu mereka korbankan hanya untuk mengenalkan bahkan mempertahankan tradisi yang ia lakukan sekarang, bukan untuk mencari nafkah semata, melainkan pula demi meneruskan apa yang diberikan para pendahulu mereka agar kesenian Ondel-Ondel dapat menjadi bukan sekedar tontonan melainkan suatu pandangan hidup warisan budaya betawi.
     bagi para pelaku kesenian Ondel-Ondel sederhana saja, yaitu ingin membuktikan bahwa budaya yang mereka lakukan dapat diterima bagi masyarakat ditengah dashyatnya budaya asing serta bermacam – macam budaya yang terbawa oleh para baik kaum urban serta para penerus bangsa yang lebih condong meniru budaya barat ketimbang budaya negara kita sendiri.

Minggu, 22 April 2012

"PUTRI BEBEK"

MANUSIA DAN KEGELISAHAN

Kisah kecemburuan dan kejahatan empat ekor bebek yaitu Bebek Sablah, Cruwet, Endelia, Kemayuningsih terhadap saudara mereka sendiri yaitu Puteri Ragil Ayu. Mereka cemburu akan perlakuan dan perhatian Ibu mereka yaitu Ibu Bebek yang lebih menyayangi Puteri Ragil Ayu daripada mereka yang juga anaknya. Mereka juga merasa tidak senang karena Puteri Ragil Ayu akan bertemu kembali dengan sahabatnya yang lama terpisah yaitu Pangeran Wijaya Kusuma.
Bebek Sablah, Cruwet,. Endelia, dan Kemayuningsih memerintahkan Puteri Ragil Ayu untuk mengantarkan sebuah barang pada Bebek Hitam di kampung sebelah pada saat cuaca sedang mendung. Tujuan mereka adalah supaya Puteri Ragil Ayu terjebak hujan di hutan ketika dia mengantarkan barang itu sehingga Puteri Ragil Ayu tidak dapat bertemu dengan Pangeran Wijaya Kusuma.
Hal itupun akhirnya terjadi, Puteri Ragil Ayu kehujanan ketika di hutan, dia kedinginan dan ketakutan karena hujan dan suara petir yang menyambar-nyambar. Beruntung disitu ada pohon-pohon yang baik dan bersedia melindungi Puteri Ragil Ayu dari hujan dan petir.
Sementara itu Pangeran Wijaya Kusuma yang telah di rumah bebek merasa khawatir karena dia tidak menemukan Puteri Ragil Ayu disana. Diapun marah kepada keempat saudara Puteri Ragil Ayu, karena dia yakin bahwa kepergian Puteri Ragil Ayu karena ulah keempat saudaranya itu. Diapun akirnya memutuskan untuk mencari Puteri Ragil Ayu bersama para pengawal dan Ibu Bebek.
Puteri Ragil Ayu akhirnya ditemukan. Pangeran dan Ibu Bebek merasa senang karena dapat bertemu kembali dengan Puteri Ragil Ayu. Keempat saudara Puteri Ragil Ayupun sadar bahwa bagaimanapun Puteri Ragil Ayu adalah saudara mereka sendiri yang seharusnya tidak mereka sakiti. Mereka meminta maaf pada Puteri Ragil Ayu dan Puteri Ragil Ayupun memafkan mereka. Pada akhirnya, mereka hidup bahagia dan saling menyayangi.
Dari kisah cerita tersebut dapat kita temukan kisah antara manusia dan kegelisahan. Dimana seseorang pangeran yang bernama wijaya kusuma gelisah karena beliau takut akan puteri ragil ayu yang terjebak hujan dan petir di hutan dan beliau pun rela untuk pergi mencari puteri ragil ayu kehutan.

"KAMPUNG KARDUS"

MANUSIA DAN HARAPAN

Cerita ini mengkisahkan sekelompok masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai pemulung dan tinggal di suatu kampung yang dianami “Kampung Kardus”, rumah-rumah dikampung ini semuanya adalah rumah semi permanen yang dibangun dari dinding seadanya. Kehidupan dikampung ini sangat sederhana dan miskin, namun mereka masih berkeinginan untuk memperbaiki kehidupan ada yang meninggalkan kampung dan menjadi TKI dan ada yang bersekolah meski hanya seorang dan itupun dilakukan dengan berhutang.
Masyarakat yang tinggal dikampung ini kebanyakan masih buta aksara karena kemiskinan yang mendera mereka hanya mengandalkan hasil memulung untuk kehidupan sehari-hari, meskipun begitu warga dikampung ini sangat rukun.  Konflik dimulai ketika datang kontraktor yang hendak membangun kampung kardus menjadi perumahan elit. Pertentangan antara warga dan lurah terjadi manakala uang ganti rugi yang disanggupi dirasa belum sesuai dengan yang diharapkan warga karena kecurangan yang dilakukan oleh lurah dan carik.
Akhirnya perwakilan warga kembali berunding namun belum terjadi kesepakatan malahan tokoh Siti yang merupakan perwakilan dari warga juga bersekongkol dengan lurah supaya warga mau dipindah, namun semua tidak sejalan dengan harapan Siti, Pak Lurah yang dianggap akan memberikan imbalan baginya justru malah menipunya. Suatu ketika datang preman orang-orang dari Pak Lurah untuk mengusir warga yang tidak mau pindah, kericuhanpun terjadi dikampung ini akibat ulah preman yang membuat warga ketakutan dan pergi. Denok yang dulunya pergi menjadi TKI datang dan pulang kerumahnya, namun yang didapati hanya kampung yang sepi dan hancur, tidak ada lagi orang2 yang ramai memilah hasil pulungan, tidah ada lagi sahabatnya si Neneng, yang tersisa hanya Siti dan Surti yang menjadi gila karena ditinggal pacarnya. Semua warga meninggalkan kampung karena kecewa kepada Siti.
Dari cerita tersebut dapat disimpulkan antara manusia dan harapan. Dimana masyarakat percaya  dan berharap kepada seseorang yang bernama siti dapat  menyelesaikan masalah tersebut dan ternyata malah seseorang yang bernama siti bersekongkol dengan dengan pak lurah. Masyarakat pun kesal apa yang di lakukan oleh siti dan mereka meninggalkan siti di kampung tersebut

"KISAH BAWANG MERAH & BAWANG PUTIH"

MANUSIA DAN KEADILAN


Alkisah di sebuah desa hiduplah satu keluarga yang terdiri dari: Ibu, Bapak dan seorang anak perempuan yang bernama “Bawang Putih”, mereka hidup bahagia.
Pada suatu hari musibah menimpa keluarga mereka, Ibu si Bawang Putih sakit parah. Ketika itu bapaknya sedang berdagang, Ibu si Bawang Putih tidak bisa diobati akhirnya meninggal dunia.
Si Bawang Putih sangat sedih sekali karena ditinggalkan Ibunya, sedangkan Bapak yang disayangi menikah lagi dengan wanita lain yang telah mempunyai anak perempuan yang bernama “Bawang Merah”. Bawang Putih semakin hari semakin sedih dan menderita karena disiksa oleh Ibu dan saudara tirinya.
Pada suatu hari lewatlah seorang pangeran yang tampan dia melihat Bawang Putih sedang mencuci baju di sungai, dia melihat kecantikannya dan kemudian jatuh hati padanya. Pangeran mengejar si Bawang Putih kerumahnya tetapi dihalangi oleh saudara tirinya, tapi karena kebaikan si Bawang Putih akhirnya dilamarlah oleh pangeran itu dan akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia selamanya.
Dari cerita tersebut dapat simpulkan antara manusia dengan keadilan .karena setelah lama disiksa dan  mendapatkan penderitaan akhirnya seseorang yang mendapat balasan akan perbuatan baiknya. Dan seseorang yang selalu menyiksa terhadap orang lain juga mendapatkan balasan atas apa yang dia lakukan terhadap orang tersebut.

"LASKAR PELANGI"

MANUSIA DAN KEINDAHAN


Dari film yang saya telah tonton yaitu film yang terinspirasi dari novel Andrea Hirata, saya dapat menghubungkan film tersebut dengan materi ilmu budaya dasar yaitu tentang manusia dan keindahan. Di film laskar pelangi mengisahkan tentang harapan dan cita-cita  10 orang anak di daerah gantong yang ingin diraih jika sudah besar nanti. Mereka bersekolah di sekolah dasar muhammadiyah gantong yang terbilang cukup memprihatikan keadaannya, karena fasilitas dan bentuk fisik sekolah yang sudah hancur dan tidak layak untuk kegiatan belajar mengajar. Namun mereka tetap bersemangat untuk meraih harapan dan cita-cita yang ingin mereka raih kelak nanti, walaupun dalam keadaan yang tidak mendukung dan terpacu untuk meraih keberhasilan. Semangat yang mereka raih berasal dari tokoh utama dari novel tersebut yang bernama ikal, seorang sosok yang tidak pantang menyerah untuk menggapai impiannya untuk bisa menjadi seorang yang berhasil dan belajar di perancis.
Laskar Pelangi adalah kisah anak-anak Gantong yang seolah-olah menjadi wakil gambaran pendidikan di pelosok-pelosok Tanah Air yang kerap kita lihat melalui berita di televisi dan koran-koran. Betapa kurangnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan di negeri ini. Gedung-gedung sekolah dibangun seadanya dengan jumlah yang masih jauh dari memadai, sehingga masih banyak anak yang tidak bersekolah bukan karena miskin, tetapi karena di tempat mereka tidak ada sekolah.
Tidak jarang di tengah-tengah keprihatinan itu kita menemukan mutiara-mutiara keindahan, meskipun berlumur lumpur sekalipun. Seperti anak-anak Laskar Pelangi dan guru-guru mereka di Gantong ini. Tetap gembira dan semangat bersekolah demi masa depan yang lebih cerah, tidak sekadar mewarisi kemiskinan orang tua mereka yang berprofesi sebagai nelayan atau buruh PN Timah.
Suka dan duka datang silih berganti dikisahkan dalam Laskar Pelangi The Series. Mulai dari Harun yang hilang saat penilik sekolah dari pusat datang, radio Pak Harfan yang rusak, perseteruan diam-diam SD Muhammadiyah dengan SD PN Timah, Lintang yang pandai dan gigih. Kemudian Mahar yang agak supranatural, Sahara yang religius, serta Ikal yang jatuh cinta setengah mati pada Aling.