bangka island

bangka island
parai

Senin, 05 November 2012

Studi Kasus : “Satelit Telkom-3 Hilang”




Jakarta - Satelit Telkom-3 yang baru saja diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan pada hari Senin (6/8/2012) waktu setempat, dikabarkan hilang. Satelit tersebut menumpang roket milik pemerintah Rusia Proton-M.
Dilansir situs Nasa Space Flight, Selasa (7/8/2012), satelit Telkom-3 yang dibawa bersama satelit Ekspress-MD2 dilaporkan hilang setelah beberapa jam meluncur menuju slot orbitnya karena gagal dalam tahapan Briz-M.
Briz-M merupakan tahapan pelepasan tangki bahan bakar diikuti relokasi instrument pengarahan dari komando pusat dalam rangka menghindari goncangan ketika tangki tambahan propellant di lepas.
Menurut Russian Space Agency Roscosmos, pihaknya belum bisa memastikan jika kedua satelit tidak masuk orbit walau ada masalah dengan salah satu Briz-M.
Sementara media Rusia, RIA Novosti, menilai jika kedua satelit tersebut kemungkinan besar telah hilang. Hal ini berkaca pada pengalaman kegagalan Briz-M sebelumnya. Dimana hal serupa juga pernah terjadi pada satelit Ekspress-AM4 di tahun lalu.
Roket Proton sendiri sejatinya sudah sering digunakan dalam kegiatan peluncuran, dimana hampir 400 peluncuran telah dilakukan olehnya sejak tahun 1965. Roket tersebut dibangun oleh Khrunichev Research and State Production Center. Sementara acara peluncuran yang melibatkan Satelit Telkom-3 ini digelar oleh pemerintah Rusia.
Peluncuran satelit Telkom-3 memang telah mengalami penundaan dari rencana semula. Awalnya, satelit yang berkapasitas setara dengan 42 transponder itu bakal diluncurkan dengan satelit Yamal-300K. Sedangkan satelit Ekspress-MD2 dengan Ekspress-AM8.
Satelit Telkom-3 yang dibangun oleh ISS-Reshetnev berkapasitas setara dengan 42 transponder (setara 49 transponder @36MHz), terdiri dari 24 transponder @36MHz Standart C-band, 8 transponder @54 MHz Ext. C-band dan 4 transponder @36 MHz + 6 transponder @54 MHz Ku-Band.
Cakupan geografis Satelit Telkom 3 mencakup: Standart C-band (Indonesia dan ASEAN), Ext. C-band (Indonesia dan Malaysia) serta Ku-Band (Indonesia).
Dari 42 transponder Satelit Telkom-3 sebanyak 40-45 persen atau sekitar 20 transponder akan dikomersialkan, sedangkan sisanya untuk menambah kapasitas seluruh layanan Telkom Group. Adapun cakupan geografis satelit Telkom 3 mencakup Standart C-band (Indonesia dan ASEAN)
Sampai berita ini dirilis, Head Of Corporate Communication and Affair Telkom Slamet Riyadi masih terus dikonfirmasi terkait hal ini.

Apa tanggapan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) ?

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menilai kasus hilangnya satelit Telkom-3 yang diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan, sudah menjadi risiko dalam sebuah penyelenggaraan teknologi. Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Kementerian Kominfo, Muhammad Budi Setiawan, mengaku belum mendapatkan kabar terbaru tentang status hilangnya satelit Telkom-3.
"Kami belum dapat laporan dari PT Telkom. Menurut staf saya, Dirut Telkom akan update langsung ke Menteri Kominfo (Tifatul Sembiring)," ujar Budi saat dihubungi detikINET, Selasa (7/8/2012).
Budi yang berbicara atas nama Kementerian Kominfo, mengaku turut prihatin dengan musibah ini dan berharap masalah ini bisa diselesaikan segera oleh Telkom bersama pihak perusahaan dan negara peluncur satelit tersebut.
"Ya, ini kan resiko teknologi. Kalau ingin pakai satelit, risikonya problem saat peluncuran, atau lifetime yang kurang karena bahan bakar. Kalau pakai FO ada kesulitan menggelar antarpulau, laut dalam dan sebagainya," jelasnya.
Sementara Telkom selaku pemilik satelit, hingga saat ini masih terus berkoordinasi secara intensif dengan pihak Rusia. "Kami masih terus berkoordinasi dengan pihak ISS Reshetnev Rusia," jelas Head Of Corporate Communication and Affair Telkom Slamet Riyadi.

Seperti diberitakan, satelit Telkom-3 bersama satelit Ekspress-MD2 yang menumpang roket milik pemerintah Rusia Proton-M, dikabarkan oleh situs Nasa Space Flight telah hilang setelah beberapa jam meluncur menuju slot orbitnya karena gagal dalam tahapan Briz-M.

Briz-M merupakan tahapan pelepasan tangki bahan bakar diikuti relokasi instrument pengarahan dari komando pusat dalam rangka menghindari goncangan ketika tangki tambahan propellant dilepas.
Menurut Russian Space Agency Roscosmos, pihaknya belum bisa memastikan jika kedua satelit tidak masuk orbit walau ada masalah dengan salah satu Briz-M.
Sementara media Rusia, RIA Novosti, menilai jika kedua satelit tersebut kemungkinan besar telah hilang. Hal ini berkaca pada pengalaman kegagalan Briz-M sebelumnya. Dimana hal serupa juga pernah terjadi pada satelit Ekspress-AM4, tahun lalu.



Resiko apa yang terjadi akibat insiden tersebut ?

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menilai kasus hilangnya satelit Telkom-3 yang diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan, sudah menjadi risiko dalam sebuah penyelenggaraan teknologi.
Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Kementerian Kominfo, Muhammad Budi Setiawan, mengaku belum mendapatkan kabar terbaru tentang status hilangnya satelit Telkom-3.
"Kami belum dapat laporan dari PT Telkom. Menurut staf saya, Dirut Telkom akan update langsung ke Menteri Kominfo (Tifatul Sembiring)," ujar Budi saat dihubungi
detikINET, Selasa (7/8/2012).
Budi yang berbicara atas nama Kementerian Kominfo, mengaku turut prihatin dengan musibah ini dan berharap masalah ini bisa diselesaikan segera oleh Telkom bersama pihak perusahaan dan negara peluncur satelit tersebut.
"Ya, ini kan resiko teknologi. Kalau ingin pakai satelit, risikonya problem saat peluncuran, atau lifetime yang kurang karena bahan bakar. Kalau pakai FO ada kesulitan menggelar antarpulau, laut dalam dan sebagainya," jelasnya.

 

Sumber : 

http://inet.detik.com/read/2012/08/07/125024/1985155/328/satelit-telkom-3-hilang?id771108bcj

http://inet.detik.com/read/2012/08/07/151141/1985359/328/kominfo-satelit-hilang-memang-sudah-risiko

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar