Jakarta - Satelit Telkom-3 yang baru saja diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan pada hari Senin (6/8/2012) waktu setempat, dikabarkan hilang. Satelit tersebut menumpang roket milik pemerintah Rusia Proton-M.
Dilansir
situs Nasa
Space Flight, Selasa (7/8/2012), satelit Telkom-3 yang dibawa
bersama satelit Ekspress-MD2 dilaporkan hilang setelah beberapa jam meluncur
menuju slot orbitnya karena gagal dalam tahapan Briz-M.
Briz-M
merupakan tahapan pelepasan tangki bahan bakar diikuti relokasi instrument pengarahan
dari komando pusat dalam rangka menghindari goncangan ketika tangki tambahan
propellant di lepas.
Menurut
Russian Space Agency Roscosmos, pihaknya belum bisa memastikan jika kedua
satelit tidak masuk orbit walau ada masalah dengan salah satu Briz-M.
Sementara
media Rusia, RIA Novosti, menilai jika kedua satelit tersebut kemungkinan besar
telah hilang. Hal ini berkaca pada pengalaman kegagalan Briz-M sebelumnya.
Dimana hal serupa juga pernah terjadi pada satelit Ekspress-AM4 di tahun lalu.
Roket
Proton sendiri sejatinya sudah sering digunakan dalam kegiatan peluncuran,
dimana hampir 400 peluncuran telah dilakukan olehnya sejak tahun 1965. Roket
tersebut dibangun oleh Khrunichev Research and State Production Center.
Sementara acara peluncuran yang melibatkan Satelit Telkom-3 ini digelar oleh
pemerintah Rusia.
Peluncuran
satelit Telkom-3 memang telah mengalami penundaan dari rencana semula. Awalnya,
satelit yang berkapasitas setara dengan 42 transponder itu bakal diluncurkan
dengan satelit Yamal-300K. Sedangkan satelit Ekspress-MD2 dengan Ekspress-AM8.
Satelit
Telkom-3 yang dibangun oleh ISS-Reshetnev berkapasitas setara dengan 42
transponder (setara 49 transponder @36MHz), terdiri dari 24 transponder @36MHz
Standart C-band, 8 transponder @54 MHz Ext. C-band dan 4 transponder @36 MHz +
6 transponder @54 MHz Ku-Band.
Cakupan
geografis Satelit Telkom 3 mencakup: Standart C-band (Indonesia dan ASEAN),
Ext. C-band (Indonesia dan Malaysia) serta Ku-Band (Indonesia).
Dari
42 transponder Satelit Telkom-3 sebanyak 40-45 persen atau sekitar 20
transponder akan dikomersialkan, sedangkan sisanya untuk menambah kapasitas
seluruh layanan Telkom Group. Adapun cakupan geografis satelit Telkom 3
mencakup Standart C-band (Indonesia dan ASEAN)
Sampai berita ini
dirilis, Head Of Corporate Communication and Affair Telkom Slamet Riyadi masih
terus dikonfirmasi terkait hal ini.
Apa tanggapan dari Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo) ?
Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menilai kasus hilangnya satelit Telkom-3
yang diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan, sudah menjadi risiko
dalam sebuah penyelenggaraan teknologi. Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos
Informatika Kementerian Kominfo, Muhammad Budi Setiawan, mengaku belum
mendapatkan kabar terbaru tentang status hilangnya satelit Telkom-3.
"Kami
belum dapat laporan dari PT Telkom. Menurut staf saya, Dirut Telkom akan update langsung
ke Menteri Kominfo (Tifatul Sembiring)," ujar Budi saat dihubungi detikINET,
Selasa (7/8/2012).
Budi
yang berbicara atas nama Kementerian Kominfo, mengaku turut prihatin dengan
musibah ini dan berharap masalah ini bisa diselesaikan segera oleh Telkom
bersama pihak perusahaan dan negara peluncur satelit tersebut.
"Ya,
ini kan
resiko teknologi. Kalau ingin pakai satelit, risikonya problem saat
peluncuran, atau lifetime yang kurang karena bahan bakar. Kalau pakai
FO ada kesulitan menggelar antarpulau, laut dalam dan sebagainya,"
jelasnya.
Sementara
Telkom selaku pemilik satelit, hingga saat ini masih terus berkoordinasi secara
intensif dengan pihak Rusia. "Kami masih terus berkoordinasi dengan pihak
ISS Reshetnev Rusia," jelas Head Of Corporate Communication and Affair
Telkom Slamet Riyadi.
Seperti diberitakan, satelit Telkom-3 bersama satelit Ekspress-MD2 yang menumpang roket milik pemerintah Rusia Proton-M, dikabarkan oleh situs Nasa Space Flight telah hilang setelah beberapa jam meluncur menuju slot orbitnya karena gagal dalam tahapan Briz-M.
Briz-M merupakan tahapan pelepasan tangki bahan bakar diikuti relokasi instrument pengarahan dari komando pusat dalam rangka menghindari goncangan ketika tangki tambahan propellant dilepas.
Seperti diberitakan, satelit Telkom-3 bersama satelit Ekspress-MD2 yang menumpang roket milik pemerintah Rusia Proton-M, dikabarkan oleh situs Nasa Space Flight telah hilang setelah beberapa jam meluncur menuju slot orbitnya karena gagal dalam tahapan Briz-M.
Briz-M merupakan tahapan pelepasan tangki bahan bakar diikuti relokasi instrument pengarahan dari komando pusat dalam rangka menghindari goncangan ketika tangki tambahan propellant dilepas.
Menurut
Russian Space Agency Roscosmos, pihaknya belum bisa memastikan jika kedua
satelit tidak masuk orbit walau ada masalah dengan salah satu Briz-M.
Sementara
media Rusia, RIA Novosti, menilai jika kedua satelit tersebut kemungkinan besar
telah hilang. Hal ini berkaca pada pengalaman kegagalan Briz-M sebelumnya.
Dimana hal serupa juga pernah terjadi pada satelit Ekspress-AM4, tahun lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar